Antara Mimpi dan Ego

I (was) feeling like a loser.
I know exactly every words of ‘not giving up’ and ‘trust yourself’. Yet I acted the way I know none of those adverbs. 

Gampang sekali bagi manusia untuk melontarkan kalimat-kalimat penyemangat, pantang menyerah, dan berbagai kalimat heroik lainnya. Lebih tepatnya gampang sekali bagiku. Tapi aplikasinya? Rasanya sangat jauh dari itu semua. Tapi jangan salah, bukannya aku nggak mau. Terkadang alibi ‘don’t push me too hard, I’m just a human. I fail, I’m weak’ pun dijadikan alasan mulus untukku jika tidak merelakan diri ini disakiti lebih keras oleh realita atau keharusan untuk mengaplikasikan apa yang sudah aku ikrarkan.

antara mimpi dan ego

Aku selalu percaya, mimpi itu tidak pernah sia-sia. Tapi sekarang, aku sendiri meragukan mimpi-mimpi itu (sebelum akhirnya tersadar, dan kemudian menulis postingan ini). Aku tau, aku tau segala teori dan hipotesa perihal mimpi-memimpi. Bahwa akan ada orang yang akan menjatuhkanmu (paling tidak membuatmu merasa jatuh), akan ada hal-hal atau keraguan-keraguan nggak berdasar yang akan membuatmu berpikir ulang,

apa benar ini yang aku mau?
Apa benar ini mimpi-mimpiku?
Apa benar semua pengorbananku akan sia-sia?
Akankah perjuangan ini berujung pada akhir yang bahagia?
 

Well, to tell you  the truthkenyataannya hidup tidak segamblang itu. Mengenai hasil, bisa sesuai dengan apa yang kamu dambakan; bisa juga tidak. Tapi itu semua tidaklah menjadi hal untuk dipermasalahkan, hanya Apabila kamu memang sudah berusaha sekeras mungkin. Karena Tuhan Pasti tahu, without a doubt, memberikan apa yang kamu butuhkan. Apa yang terbaik buatmu. Aku (kita) harus belajar untuk sedikit membuka hati untuk menerima kenyataan itu. 

Kurasa ada satu hal yang harus aku coret dalam pikiranku, karena ternyata malah menghancurkan konsep pikiranku akan hidup dan mimpi:

Cobalah. Lebih baik mencoba, daripada menyesal nanti.

Well you know what? Not really.
Aku lebih setuju, ‘cobalah, jika kamu yakin itulah jalanmu’. Kurasa aku sudah berada pada tahapan usia di mana aku harus tegas dalam hidup. Tentukan jalan yang memang baik untuk jangka panjang. Baik untuk keluarga, calon keluarga, komunitas, sahabat terdekat, dan lain sebagainya. Akan ada saat di mana kamu Tidak harus mencoba Semua hal di dunia ini. 

Besides, specialty dan specifity memang dibutuhkan dalam hidup, untuk benar-benar menjadikannya sebuah definisi dari keberadaanmu di dunia ini. Namun juga jangan jadikan ini alasan untuk berkelit, untuk takut akan sesuatu, sehingga kamu bahkan tidak mencoba melakukan hal yang sebenarnya kamu suka itu. Intinya, pikirkan masak-masak, sebelum kamu mengorbankan banyak hal, ‘apakah ini memang yang ingin aku lakukan?’ Karena ketika kamu pilih itu, lakukan sampai titik darah penghabisan.

Lupakan apa yang orang lain pikirkan akan dirimu.
Lakukan karena kamu percaya akan hal itu.
Bukan karena kamu ingin orang lain menganggapmu akan ini dan itu.
Bukan karena kamu ingin mengalahkan orang lain, atau menjadi lebih baik dari orang lain.
Bisa.

 

Komentar akan muncul setelah dimoderasi. Terimakasih